Jumat, 21 Maret 2014

MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG PERSEPSI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi.
Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan kognitif. Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu indera, fisik atau juga mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak mampu untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka manusia yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba, mempelajari atau berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.
Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah tepat. Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita ( penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan sekitar maka kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang berasal dari informasi yang dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga kita dapat menggabungkan atau mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.



A.    RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah definisi persepsi?
2.      Bagaimana tahap terbentuknya persepsi?
3.      Bagaimana perkembangan perseptual?
4.      Apa saja sifat-sifat persepsi?
5.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi?

C.    TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhinya , dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua. Mempelajari tentang persepsi lebih mendalam sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran disekolah nantinya.



















BAB II
PEMBAHASAN

A .  DEFINISI PERSEPSI
Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;dari  preceptio, yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.
Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri, presepsi sosial (Calhoun &Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994). Dalam kepustakaan berbahasa inggris istilah yang banyak digunakan ialah “social perception”. Pada dasarnya , objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula.
Definisi Persepsi menurut beberapa pakar :
1.      Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah bagaimana sesorang memandang atau mengartikan sesuatu.
2.      Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera.
3.      Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”
4.       Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi sadar akan segalasesuatu dalam lingkungannya melalui indera.
5. Rakhmat (1994: 51), presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atauhubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
6.      Atkinson, presepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dengan lingkungan.
7.      Verbeek (1978), presepsi dapay dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.
8.      Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar manusia yang intrapsikis, dibentuk  berdasar rangsangan-rangsangan dari objek.
9.      Pareek (1996: 13), presepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi pada rangsangan panca indera atau data.
Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam proses komunikasi. John R. Wenburg dan William W. Wilmot,menyebutkan  “presepsi dapat didefinisikan  sebagai cara organisme  memberi makna” Rudolph F. Verderber, “presepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi”  (dalam mulyana, 2000: 167).
Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, wisata atau hubungan –hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan. Pengertian ini memberi pemahaman bahwa dalam persepsi terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu. Disini, peratau peristiwa yang dialami seta dilakukannya suatu proses yang menghubung-hubungkan pesan yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian ditafsirkan menurut kemampuan daya pikirnya sendiri.
Pesan-pesan yang muncul dan dipersepsi dapat berarti pesan yang tersurat maupun tersirat. Menurut Ruch (1967:300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang struktural dan bermakna pada suatu situasi tertentu.[1]
Persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasi,dan menginterpretasi apa yang dibayangkan tentang dunia disekelilingnya. Persepsi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada “sesuatu” kepada seseorang/kepada peristiwa. Disini penting untuk dicatat bahwa semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. Jika seorang pengirim membagi info dengan maksud tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak suka penerima akan menerima info yang dimaksudkan pengirim.[2]
Persepsiadalah proses internal yang kitalakukanuntukmemilih, mengevaluasi, danmengorganisasikanrangsangandarilingkunganeksternal. Dengan kata lain, persepsiadalahcarakitamengubahenergi-energifisiklingkungankitamenjadipengalaman yang bermakna.[3]



B. PERKEMBANGAN PERSEPTUAL
Ketetapan perseptualadalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi yangtelah dimiliki terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna (color),keterangan (brightness), ukuran (size), dan bentuk (shape).
Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual
Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu sistem perseptual ke sistem perseptual yang lain.  Transfer informasi yang mencakup integrasi dan  aktivitas :
1.        Visual ke Auditoris,   meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis; kemudian menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.
2.        Auditoris ke Visual,   meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah satu pola visual titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.
3.        Auditois  ke Motorvisual,  mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual dengan menulis pasangan titik dan garis.
4.        Auditoris – verbal ke motor,  memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu
5.        Taktil –Visualmotor,  meraba bentuk dan menggambarkan bentuk
6.        Auditoris ke Visual,  mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya

B.     SIFAT-SIFAT PERSEPSI
            Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek dan pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t.). lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah.            
Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;
1.        Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat  ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat ruang (dimensi ketiga).
2.        Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu.  Objek-objeknya bersifat tetap, sehingga terdapat kestabilan yang luas.
3.        Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai keseluruhan berdiri sendiri  menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi gestalt merupakan suatu pembahasan yang penting dalam psikologi persepsi.
4.        Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan tanda-tanda, ekspresi, benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta kejadian-kejadian.

D. BENTUK-BENTUK PERSEPSI
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
    Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
   Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5.   Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Wilson (2000) mengemukakan ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor eksternal atau dari luar :
1.      Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang obyektif.
2.      Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding dengan hal-hal yang baru.
3.      Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.
4.      Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.
b. Faktor internal atau dari dalam :
1.      Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.
2.      Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik
3.      Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian
4.      Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.
Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal adalah:
1.       Pengalaman. Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi.
2.       Motivasi. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil.
3.       Kepribadia.  Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalnya dari orang lain.
Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, adanya faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu berikut ini:
a. Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).
b. Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus (fisiologis).
c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis).
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115) meliputi :
 1.Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan wawasan)
2. Faktor Ipoleksosbud Hankam
3. Faktor usia
4. Faktor kematangan
5. Faktor lingkungan sekitar
6. Faktor pembawaan
7. Faktor fisik dan kesehatan
8. Faktor proses mental

Krech dan Crutchfield (1977) menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, kesiapan mental, suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.
Sedangkan faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf individu. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsikan.
Ø  Pengaruh persepsi
           Seperti yang dikemukakan, persepsi dipengaruhi olehs ejumla hfactor psikologi termasuk asumsi-asumsi yang didaasrkan pada pengalaman- pengalaman masalalu (yang sering terjadi pada tingkat bawah sadar) harapan-harapan budaya dan motivasi (kebutuhan), suasanahati (mood), serta sikap sejumlah percobaan telah menunjukkan pengaruh .faktor-faktortersebutpadapersepsi[4]:
·         Asumsidanpersepsi
·         Harapan-harapanbudayapersepsi
·         Motivasidanpersepsi
·         Suasanahatidanpersepsi
·         Sikapdanpersepsi














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.
Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu :
Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi berfungsi sebagai reseptor.Adanya indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk menerima stimulus.  Diperlukan adanya perhatian sebagai langkah awal menuju persepsi.
Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi.
B.     SARAN
Kajian-kajian tentang persepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena persepsi sangat penting bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk dapat memahami cara berpikir peserta didiknya.




DAFTAR PUSTAKA

Rosleny Marliany, M.Si. Paikologo Umum : Penerbit CV Pustaka Ceria : Bandung
Drs.Jalaluddin Rakhmat , M.SC .Psikologi Komunikasi :Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung
Prof. Drs. H. A.W. Widjaja, KomunikasidanHubunganMasyarakat , PT BumiAksara : Jakarta
Werner J. Severin James W.TankardJr, 2009, Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan, Kencana : Jakarta
Prof Dr. AloLiliweri, 2011 ,KomunikasiSerba Ada SerbaMakna, Kencana : Jakarta



[1]RoslenyMarliany , M .Si ,psikologiumum , hal : 188
        [2]Prof. Dr. AloLiliweri , M.S, komunikasiserbaadaserbamakna , hal :153
[3]Prof. Drs .H. A.W.Widjaja, komunikasidanhubunganmasyarakat, hal :25
S[4]Werner J. Severin- James W. Tankard, Jr, Teorikomunikasisejarahmetodedanterapan , hal: 85-89

Tidak ada komentar:

Posting Komentar